Environmental Economics: A Critical Overview


Environmental Economics: A Critical Overview



Judul : Environmental Economics: A Critical Overview
Pengarang : Alan Gilpin
Edisi : Cetak Ulang, tahun 2000
Penerbit : John Wiley & Sons, Ltd.
Jml halaman : 334 halaman

Sebagian besar dari kita telah mengenal disiplin ilmu ekonomi secara makro maupun secara mikro yang mengulas aspek perekonomian makro dan aspek manajemen perusahaan, yang mencakup seperti manajemen strategi, produksi, pemasaran dan sumber daya manusia. Akibatnya mungkin masih sedikit dari kita yang memahami dan mengetahui seluk beluk perihal Ilmu ekonomi lingkungan, yang dalam dua puluh tahun terakhir ini mengalami kemajuan dalam perkembangannya. Adakah buku yang secara khusus membahas aspek yang terakhir ini?

Buku ”Environmental Economics” karangan Alan Gilpin menjawab kebutuhan tersebut, disamping merupakan suatu terobosan tersendiri. Buku keluaran John Wiley & Sons Ltd ini ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam, walaupun sifatnya yang komprehensif mencakup seluruh permasalahan, isu dan perkembangan dalam memanaje lingkungan hidup dari alam sekitar kita secara ekonomis.

Manfaat Mempelajari Ilmu Lingkungan Hidup

Mengapa Ilmu Ekonomi Lingkungan Hidup diperlukan? Menurut penulis hal ini tidak lain dari adanya kenyataan motif berbisnis yang tidak semata-mata untuk mengejar laba. Dalam kenyataan sehari-hari, kegiatan bisnis saat ini akan semakin terkendala oleh keterbatasan pengetahuan, energi dan ambisi perusahaan meraih laba jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan yang sedang berkembang dituntut kemampuannya mengendalikan teknologi, kalkulasi harga dan biaya, dan menghindari ancaman dari kebangkrutan serta proses pengambil alihan perusahaan. Pemilik saham perusahaan pada saat ini mungkin rela menerima lebih sedikit imbal saham, sepanjang perusahaan yang dimilikinya tetap berkembang dalam jangka panjang. Seluruh motif dan kejadian ini terkait erat dengan permasalahan-permasalahan lingkungan hidup di sekitar lokalitas perusahaan.

Dunia bisnis pada abad modern sekarang terjalin erat hubungannya dengan para pemangku kepentingan yang lebih luas. Mereka terdiri dari pelaku ekonomi seperti pemegang saham, kreditur, direktur, manajer, konsumen, pemasok, pekerja, ahli pemasaran dan iklan, konsultan, anggota masyarakat dan lembaga pemerintahan dan publik pada tingkat pusat dan daerah. Hubungan ekonomi, sosial dan politik dengan pelaku-pelaku ini sebagian telah diikat melalui perjanjian kontrak, tetapi sebagian lagi tidaklah demikian. Proses perubahan lingkungan bisnis, perubahan alam sekitar, perubahan ketentuan dan peraturan pemerintah maupun perkembangan tuntutan-tuntutan dari pelaku lainnya yang tidak terikat dengan kontrak bisnis, semuanya akan semakin mempengaruhi kepentingan pemangku kepentingan, khususnya para pemegang saham.

Dari kondisi tersebut maka acuan bisnis ke depan sebenarnya bukanlah lagi mengejar laba perusahaan, tetapi lebih kepada keberlanjutan usaha (survival). Tiadanya faktor efisiensi pasar dan berbagai potensi timbulnya kegagalan pasar semakin menuntut kalangan bisnis untuk memperhatikan dan menguasai ilmu lingkungan hidup.

Cakupan Ilmu Lingkungan Hidup

Ilmu lingkungan hidup membahas masalah dan tantangan isu pengendalian polusi, perubahan iklim, perlindungan lingkungan hidup, konservasi sumber bahan baku yang semakin menipis, keragaman dan ancaman kelangsungan hidup mahluk hidup alam semesta, serta permasalahan alokasi sumber daya alam dan energi dalam proses produksi yang berkelanjutan. Memang benar aset maupun harta karun di sekitar alam sekitar kita bukan merupakan aset yang kepemilikannya dipegang dan dikendalikan oleh generasi manusia sekarang, tetapi mereka merupakan juga hak milik (equity) dari seluruh generasi-generasi penerus di kemudian hari. Oleh karenanya aset tersebut harus dikelola dengan baik, dipelihara kesehatannya agar pemanfaatannya dapat berkelanjutan (sustainable).

Pengelolaan lingkungan hidup menuntut para investor dan pengusaha untuk melakukan proses kalkulasi manfaat dan biaya dari kegiatan produksi, perdagangan dan investasi pada kegiatan bisnisnya secara benar dan cermat. Di dalam kalkulasi tersebut perlu juga dimasukkan aspek internalisasi biaya pengendalian lingkungan, dan internalisasi akibat kerusakan-kerusakan yang timbul dalam proses produksi barang dan jasa — yang kepemilikannya berada ditangan masyarakat (community) dan generasi penerus kita. Tragedi jurang kemiskinan, dampak mulplier lokal yang minimal, pengangguran setempat yang tinggi, kasus kebocoran pembangkit nuklir di wilayah Three Miles Island dan Bhopal, berikut proses pembalakan hutan dan kebakaran asap serta kasus lluapan lumpur panas Sidoardjo merupakan peristiwa-peristiwa negatif yang patut dihindari.

Belum lagi kerusakan kualitas sungai, langkanya sumber air minum bersih, pembuangan sampah, perubahan tataruang (yang kontra lingkungan hidup) semuanya membuktikan adanya fakta telah terjadinya ”U-Shaped Hypothesis”, yaitu gejala penularan dampak lingkungan hidup yang semakin bersifat jangka pendek. Ketidak pedulian kita terhadap kasus-kasus global seperti rumah kaca, limbah radioaktif, rusaknya biodiversity laut, hutan dan fauna serta kelangkaan sumber panngan dunia tentunya pada saatnya akan memberikan dampak serupa dalam percepatan hipotesa tersebut jika tidak dikendalikan.

Atas dasar pertimbangan ini maka kalkulasi ”internal rate of return” suatu usulan investasi bisnis (kelayakan finansial) perlu dilengkapi juga dengan analisis cost-benefit, multi-criteria analysis, analisis proses multiplier, analisis cost-effectiveness dan analisis penilaian aset. Kita sebagai pelaku bisnis perlu juga menghormati dan menjalankan berbagai peraturan lingkungan hidup secara lokal, nasional dan internasional. Mengatasi masalah dan isu lingkungan hidup yang dampak negatifnya dinikmati oleh masyarakat dunia, seperti kasus ”global warming” dan perubahan cuaca dunia memang harus ditangani secara bersama — sepeti yang telah diatur dalam Perjanjian Internasional Kyoto Protokol. Mitigasi terhadap ancaman jangka panjang ini merupakan kewajiban bagi generasi masa kini agar pembangunan dan kesejahteraan dunia dapat berlangsung secara berkelanjutan bagi generasi-generasi penerus.

Diskusi mendalam dari permasalahan dan isu lingkungan hidup dari alam sekitar kita diuraikan lebih lanjut secara sistimatis oleh penulis kawakan ini ke dalam sepuluh bab topik bahasan. Proses substitusi pemanfaatan sumber daya alam yang semakin langka memang dapat terjadi secara alamiah dalam jangka panjang, tetapi proses mitigasi dari kemungkinan terjadinya mala petaka perlu dilakukan sejak sekarang. Tekanan dan persaingan bisnis dalam memanfaatkan lingkungan hidup perlu diminimalisir.

Bagi kalangan pebisnis dan mahasiswa buku ini memang layak untuk dibaca dan diambil manfaatnya.

(copyright@aditiawanchandra)

Terima kasih telah berkunjung di blog  Free Information for FUN

No comments: